Taman Surga di Dunia, Adakah?



Ilmu merupakan komponen penting dalam diri manusia. Manusia tidak dapat makan dan minum dengan benar tanpa adanya ilmu. Barangkali tanpa ilmu manusia bisa saja makan, tetapi dengan cara makan seperti binatang yang tak menggunakan tangan, tak duduk saat makan, atau tak berdoa sebelum makan. Ilmu membedakan manusia dengan binatang. Itulah sebabnya mengapa menuntut ilmu hukumnya wajib bagi setiap muslim dan muslimah, muslim laki-laki ataupun perempuan.

Sahabat yang dirahmati Allah Swt. Jika kita berbicara tentang ilmu, maka tak jarang kita akan bersinggungan dengan dua buah kata, yakni majelis dan ilmu. Lalu, apakah itu majelis ilmu? Majelis ilmu adalah perkumpulan yang membahas mengenai baik-buruk, halal-haram, adab, tata cara puasa, zakat, sedekah, hukum jual-beli, dan sejenisnya.

Rasulullah saw. bersabda, “Jika kalian melihat taman indah surga, maka membaurlah di sana.” Kemudian, Rasulullah saw. pun ditanya, “Apa itu taman surga?” Beliau menjawab, “Halaqah atau majelis zikir.” (H.R. Ahmad dan Al-Tirmidzi). Beberapa ulama pun menafsirkan apa yang disebut majelis zikir ialah majelis ilmu yang di dalamnya diagung-agungkan nama Allah Swt., disebut-sebut nama Rasulullah saw., dan direkatkan silaturahmi.

Sahabat yang diridai Allah Swt., betapa mulianya suatu majelis ilmu sampai-sampai Rasulullah saw. menyebutnya sebagai taman surga. Tak hanya itu, adapun beberapa keutamaan menghadiri majelis ilmu, di antaranya seperti berikut ini.

 

Pertama, Dimudahkan Jalan Menuju Surga

Siapa saja yang keluar dari rumahnya untuk menuntut ilmu, maka Allah akan mudahkan jalannya untuk menuju surga.“Siapa yang menempuh jalan untuk mencari ilmu, maka Allah akan mudahkan baginya jalan menuju surga.” (H.R. Muslim no. 2699)

 

Kedua, Memperoleh Ketenangan, Rahmat, dan Disebut oleh Allah di Sisi para Makhluk yang Mulia

Orang-orang yang mendatangi majelis ilmu akan memperoleh ketenangan yang hakiki, dinaungi oleh rahmat-Nya, dan Allah akan menyebutnya di sisi para makhluk yang dimuliakan oleh-Nya.

              “Tidaklah suatu kaum berkumpul di salah satu rumah dari rumah-rumah Allah (masjid) membaca Kitabullah dan saling mempelajarinya, melainkan akan turun kepada mereka sakinah (ketenangan), mereka akan dinaungi rahmat, mereka akan dilingkupi para malaikat, dan Allah akan menyebut-nyebut mereka di sisi para makhluk yang dimuliakan di sisi-Nya.” (H.R. Muslim no. 2699).

 

Ketiga, Serupa Jihad Fi Sabilillah

          Orang yang keluar rumah untuk menuntut ilmu, mempelajari kebaikan, atau mengajarkannya serupa dengan mujahid fi sabilillah. Kalau zaman dulu orang-orang harus berperang dengan mengangkat pedang baru dapat dikategorikan jihad fi sabilillah, maka di era saat ini kita hanya perlu menuntut ilmu, mempelajari kebaikan, atau mengajarkan yang baik untuk memerangi kebodohan.

          “Barang siapa yang memasuki masjid kami ini (Masjid Nabawi) untuk mempelajari kebaikan atau untuk mengajarinya, maka ia seperti mujahid fi sabilillah. Dan barang siapa yang memasukinya bukan dengan tujuan tersebut, maka ia seperti orang yang sedang melihat sesuatu yang bukan miliknya.” (H.R. Ibnu Hibban no. 87, disahihkan Al-Abani dalam Sahih Al Mawarid, 69).

 

Keempat, Peroleh Kebaikan

Jika Allah menghendaki kebaikan pada seseorang, maka Allah akan menjadikan orang itu paham terhadap agamanya. Dengan menghadiri majelis ilmu, kita akan mendapatkan ilmu, khusunya ilmu syar’i. Oleh sebab itu, kita akan dipahamkan oleh Allah terhadap aturan atau hukum yang telah diatur dalam agama, yakni Islam. Sesuai dengan hadis, Barang siapa yang Allah kehendaki kebaikan padanya, niscaya Allah akan jadikan ia paham dalam agama.” (Muttafaqun ‘alaihi).

 

 

 

Kelima, Didoakan oleh Malaikat

          Kemulian orang yang menuntut ilmu yang lain ialah didoakan oleh malaikat. Malaikat menaruh hormat pada para penuntut ilmu. Ada pula ulama yang mengibaratkan sayap malaikat yang terbentang layaknya membuka tangan untuk berdoa.

“Sesungguhnya malaikat meletakkan sayapnya sebagai tanda rida pada penuntut ilmu.” (H.R. Abu Daud no. 3641; Ibnu Majah no. 223. Menurut Syaikh Al-Albani, hadis ini sahih).

 

Selamat menuntut ilmu. Semoga bermanfaat!

 

 

 

 

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Buletin

Kelas Belajar